Islam.ru |
Dalam literatur sejarah kepimimpinan,kita tidak bisa lepas dari dua nama yang hampir sama,satu keturunan dan berhubungan,yaitu Umar bin Khattab dan Umar bin Abdul Aziz,cerita tentang kepemimpinan dan kesederhanaan kedua khalifah tersebut sudah jadi bahasan empuk baik para da’I di ceramah ceramah mereka,keberanian dan keadilan menjadi keutamaan keduanya,akhlak yang baik dan hidup sederhana menjadi ciri khas mereka,dan begitu banyak keteladanan lainya yang sulit terucap dengan kata.
Umar bin khattab lahir di mekkah di kisaran tahun 586,ia awalnya seorang kafir Qurais yang menentang dakwah Muhammad SAW,tetapi kemudian ia mendapat hidayah dari Allah dan sadar kemudian masuk islam,masuknya Umar merupakan berkah bagi kaum muslimin dan musibah bagi kaum kafir Qurays,karena sebelumnya ia adalah seorang pembesar Qurays,ia disegani baik kawan dan lawan,sikapnya yang pemberani tak takut siapapun,bahkan pemimpin kaum Qurais,ia tak gentar. Setelah masuk Islam,islam semakin maju dan berani dalam menghadapi cobaan Kaum Qurais,bersama Hamzah bin Abdul Muthallib,paman Nabi,ia menunjukan bahwa Islam sudah bertaring. Ia seperti sudah menjadi seperti tameng islam dari gangguan kafir Qurais. Ketika menjabat khalifah kedua menggantikan Abu Bakar Ash sidiq,banyak kisah teladan yang tercermin dari pribadi Umar,salah satunya ia selalu berkeliling pada malam hari untuk mencari rakyatnya yang kelaparan,kemudian diberinya makan. Sang singa padang pasir menjadi terkenal karena keberanian ijtihad dan solusi solusinya. Sang penakluk romawi dan Persia ini bahkan salah satu dari seratus orang yang paling berpengaruh di dunia versi Michael Heart.
Begitupun dengan Umar satu lainya yaitu Umar bin abdul aziz,ia lahir pada tahun 63 H atau 683 Masehi, ia masih keturunan Umar bin Khattab,cerita kepemimpinan teladanya tak jauh beda dengan kakeknya,ia selalu berkeliling malam hari mencari mereka yang belum makan,kisahnya yang paling terkenal adalah ketika seorang tamu menemuinya menjelang malam,sebelum dipersilahkan masuk oleh sang khlaifah ia ditanya,kira kira seperti ini”Apabila saudara datang kesini untuk urusan Negara saya tetap nyalakan lampu ini,namun jika saudara datang untuk urusan pribadi,saya akan matikan lampu ini,karena minyak dari lampu ini dibiayai oleh Negara”. Umar ke dua ini juga terkenal sebagai tabi’in,ia juga seorang hafidz,dan segudang prestasi lainya,namun cerita kepemimpinan beliau lebih dikenal sepanjang sejarah manusia. Kemudian prestasi yang lain dalam menyejahterakan rakyat, ialah pengelolaan baitul mal,zakat pada waktu sampai diimpor,karena saking banyaknya harta zakat dan rakyat yang sudah sejahtera.
Umar Umar yang baru akan selalu dinanti kapanpun dan dimanapun,termasuk negeritercinta kita,Indonesia raya. Dalam tiap pemilihan pemimpin,selalu para peserta pemilu,mengharap mereka yang dipilih dapat berbuat adil dan merakyat,tapi yang terjadi adalah sebaliknya,satu per satu mereka yang dipilih menunjukan wujud aslinya. Sungguh tragis,di negeri 200 juta lebih ini mencari sosok ketiga sang khalifah sulitnya bukan main. Fokus kita adalah mencari karakter pemimpin laiknya dua umar diatas bukan tendensi dukungan terhadap sistem kekhalifahan yang ingin dipakai di Nusantara ini oleh golongan tertentu.
Lalu bagaimana mencari sosok umar ketiga tersebut,seorang yang pemberani seperti umar,tak takut pada siapapun,hanya takut pada tanggung jawabnya di Akherat. Apakah seorang yang punya latar belakang militer,yang katanya berjiwa singa,namun melihat kenyataan, dua kali Indonesia kita dipimpin lulusan serdadu hasilnya jauh daricumlaude. Malah salah satunya mengalami periode paling kelam dalam sejarah pemerintahan Indonesia,sedangkan satunya tidak menggambarkan sebagai lulusan serdadu,tidak tegas dan terkesan lamban,bahkan pernah dalam suatu aksi ia digambarkan sebagai seekor kerbau,oh iya satu lagi,ia kebanyakan galau. Lalu,Apakah sosok umar ketiga seorang ahli fikih seperti Umar bin Abdul Aziz,atau paling tidak lulusan Pondok pesantren,sehingga umat islam dan umta yang lain di Indonesia semakin maju dengan pemimpin seorang ulama,namun dulu sang kiai malah dicopot jabatanya sebelum waktunya, dan kontroversi pendapat pendapat yang umumnya bertentangan dengan public serta beberapa keputusan yang dinilai di luar kapabilitasnya sebagai seorang kiai (Ulama). Lalu apakah the third umar adalah seorang yang jenius,laksana dua umar diatas yang juga sebagai seorang yang ahli perang dan siyasah untuk Khalifah kedua dan Ahli fiqih dan seorang mujathid untuk khalifah kelima,nyatanya kejeniusan belum mampu mengambil hati rakyat kita,ia dianggap masih bagian sejarah kelam bangsa ini,dalam waktu singkat sang professor harus angkat kaki,sebelum tunjukan kebrilianya. Mungkin sang proklamator punya cerita untuk menjadi umar ketiga,tapi sang proklamator kebanyakan permaisuri,meskipun keberanian dan ketegasan beliau cukup mencerminkan sang umar. Atau mungkin putrinya yang juga pernah jadi pemimpin,pemimpin yang pernah kemalingan pulau. Sang presiden “wong cilik” tentu jauh dibandingkan ketegasan dan ketakwaan dua umar diatas.
Apa yang menjadi problem,sehingga sosok umar selalu hanya menjadi cerita saja. Akhlak dan moral bangsa kita sedang menyusut tajam,terlalu terpengaruh mereka yang tak tahu norma dan pengorbanan. Kejahatan merajalela dilakukan baik semua kalangan,baik pemuda,jaksa,mahasiswa,orang jawa,orang sumatera,bahkan oleh mereka yang mengaku ulama. Anekdot maju tak gentar dan bela yang bayar sekarang sudah dipraktekan dimana mana. Mau tidak mau kita harus akui,bangsa kita krisis dalam segala bidang,sang “messiah” bangsa selalu diharapkan tiap waktu.
Orang orang seperti dua umar di atas adalah yang dibutuhkan bangsa ini. Bukan harta yang membuat mereka jaya,bukan rupa yang membuat mereka dicinta. Tapi akhlak dan iman yang membuat mereka mulia. Mereka tidak punya tendensi apapun di balik kepemimpinan,yang mereka tahu bahwa menjadi memimpin adalah amanah umat yang nantinya dipertanggung jawabkan di akhirat,mereka selalu menangis di tiap malam mengingat beratnya amanah dan kondisi rakyatnya. Mereka bukan hanya pemimpin,mereka juga suami para janda,ayah bagi para anak yatim,pelindung bagi mereka yang papa dan teraniyaya. Mereka tidak punya harta dan permata,yang mereka punya kejujuran dalam mengelolanya. Mereka tidak mempunyai janji,tapi sebuah kesederhanaan dan kerja keras yang nyata,mereka tidak tinggal di istana,tapi sebuah rumah yang entah bagaimana bentuknya. Sungguh bijaksana kalau kita mengatakan Mereka adalah role mode untuk pemimpin kita di masa mendatang.
Sebentar lagi,2014. Saatnya umar umar baru muncul ,rakyat menunggu seseorang yang tegas,akhlak yang baik,pemberani dan adil,berpakaian ketakwaan dan membela rakyat. Bukan mereka yang berwajah baru namun selalu membawa cerita lama. Bukan mereka yang berwajah lama selalu mengatakan janji yang sama,tapi mereka yang punya mata dan tubuh untuk bangun malam dan menangisi kondisi rakyat,mereka punya bahu dan telinga untuk sandaran dan mendengar jeritan serta tangis rakyat,mereka yang punya jiwa kstria untuk melindungi hak hak rakyat,mereka yang punya tangan untuk menghapus air mata para rakyat,mereka yang punya kaki untuk berjalan bersama rakyat dan mereka yang punya mulut untuk mengatakan ”semua ini adalah amanah dari rakyat,dan saya hanyalah pelayan rakyat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar